Seorang profesor sastra di Universitas Cambridge, Inggris, tewas ditabrak mobil saat sedang membaca buku. Rekannya, mendapati sebuah buku aneh dikirim ke alamatnya tanpa sempat ia terima: sebuah terjemahan berbahasa Spanyol dari karya Joseph Conroad yang dipenuhi serpihan-serpihan semen kering dan dikirim dengan cap pos Uruguay. Penyelidikan tentang asal usul buku aneh itu membawanya (dan membawa pembaca) memasuki semesta para pecinta buku, dengan berbagai ragam keunikan dan kegilaannya.
***
Baca juga: Review Buku From Zero to Zero
Judul Buku: Rumah Kertas
Penulis: Carlos Maria Dominguez
Penulis: Carlos Maria Dominguez
Penerbit: Marjin Kiri
Tahun Terbit: 2016
Jumlah Halaman: 76 halaman
No.ISBN: 978-979-1260-62-6
Genre: Novel
Kesan Pertama
Buku yang bener-bener tipis yang pernah gue baca, maksudnya novel tertipis yang pernah gue baca. Only 76 halaman. Sampulnya bergambar seorang lelaki tua yang wajahnya tersusun oleh beberapa buku yang menyerupai bentuk wajahnya. Udah lama kali ngidam ini buku, liat-liat review di goodreads dan instagram, akhirnya beli di Demabuku. Thanks, dem.
Hanya perlu beberapa jam bagi gue untuk melahap buku ini. (enggak tau kalo orang lain). Kalo dilihat dari sampulnya, menarik juga. Orgasme buku?
Bagian dalam buku: singkat cerita
Berawal dari tokoh aku, ia menceritakan tentang seorang dosen dari Cambridge University tertabrak mobil saat membaca buku puisi karya Emily Dickinson. Lalu rekannya mendapati paketan buku yang dialamatkan pada alamat sang dosen yang telah meninggal itu. Dan dari buku "misterius" itulah tokoh aku ingin mengetahui asal usul buku tersebut dan perjalanan ini dimulai. Maniak buku, bibliophile.
Di Montevideo, seseorang bibliofil yang juga pemilik toko buku, menyuruh tokoh aku untuk menemui salah seorang bibliofil juga yang menurutnya, tau tentang keberadaan buku tersebut dan siapa yang mengirimnya ke alamat si dosen.
Delgado memulai menceritakan seseorang yang maniak buku, maksudnya maniak buku yang terkadang tak masuk akal, bisa dikatakan gila, dan kisah haru karna melenyapkan benda terpenting dihidupnya.
Baca juga: Review Buku The Arcitecture of Love
Pendapat gue tentang buku ini
Buku ini sangat, sangat, dan sangat gila. Bagaimana enggak, buat nyusun buku aja perlu mengidentifikasi apakah penulis A baik hubungannya dengan penulis B. Kalo kedua penulis ada cekcok pribadi, maka penyusunan buku harus terpisah, dijauhkan. Segitunya ya. Alhamdulillah rak buku gue penulis-penulisnya gaada yang berantem hahaha.
Memang, ini buku yang perlu dibaca sekali untuk para penggila buku, bibliophile, book addict dan bahkan bisa berkali-kali biar merasakan dunia pecinta buku yang fantastis. Membaca buku ini membuat gue semakin ingin dan ingin menambah koleksi di rak (padahal belum ada rak buku, masih ditaruh di meja belajar).
Dan ada dua hal yang dapat gue pelajari dari novel ini, yaitu fanatisme yang berlebihan itu ga baik. Terlalu gila. Juga dalam diri kita harus mempunyai sifat kehati-hatian untuk bertindak dan melakukan sesuatu.
Membaca buku ini juga menambah pengetahuan sastra gue, mulai dari disebutkannya nama penulis beken, dan istilah-istilah lainnya. Setelah baca ini jadi pengen bangun perpustakaan pribadi dirumah, ya untuk saat ini tidak, mungkin suatu saat nanti pas udah punya rumah sendiri
Beli, (minjem juga boleh), baca, dan kau akan masuk ke dunia pecandu buku yang kadang jika ditelaah tak masuk akal.
***
Membangun perpustakaan adalah mencipta kehidupan. Perpustakaan tak pernah menjadi kumpulan acak dari buku-buku belaka.-on page 26
Btw, pernah kepikiran ga punya parfum yang aromanya bau buku? Buat pecinta buku itu bisa bikin orgasme.
Seriusan ini cuma 76 halaman? Kok gue jadi pengen baca yaaaah?
BalasHapusPenasaran, apa yang bisa gue dapat dari baca buku setipis ini? Udah gitu covernya juga keren banget. Baiklah, masukan buku ini ke daftar salah satu buku yang akan di baca di 2018.
Tengkyu reviewnya...
Waktu itu cukup heran juga, hanya beberapa halaman saja. Namun isinya, wah deh.
HapusUdah aku list nih bukunya, tinggal nunggu belinya... hahaha
HapusKok nggak banyak halamannya nih, rasa-rasanya jadi pengen melahap juga isi bukunya sampai habis. Ini review hanya bikin penasaran aja, Fif :D
BalasHapusTapi, oke kok. Aku juga jadi tahu buku ini.
Sebentar-sebentar, kalau nggak salah dulu doaminmu bukan blogspot deh, pake TDL.
Kok sekarang rubah, atau hanya perasaanku aja..he
76 halaman namun isinya berisi banget bang.
HapusHahaha, sebelumnya make .com sih, tapi dana belum ada buat re paid, yaa pake ini aja dulu :(
Siap, yang penting terus nulis ya, Fif..
HapusMasalah perpanjang nanti juga ada rezekinya sendiri..
Jadi penasaran akan kepadatan isinya nih..
Bukunya relative tipis.
BalasHapusakupun bisa melahap buku ini hanya beberapa jam saja.
e tapi ini buku terjemahan ya ? aku ko selalu ga suka ya kalo baca buku terjemahan.
bawaanya ngantuk terus, jadi ga tau deh aku bakal bisa melahap buku ini hanya dalam hitungan jam.
atau jangan-jangan aku malah langsung tertidur.
Tapi kayaknya aku bakal semangat baca sih, bang Afif aja ampe kecanduan gitu wkwk :v
Iya terjemahan bang, mungkin belum biasa aja baca buku yg udh diterjemahin. Hehe
HapusHaha, ga juga sih bangg
Buku ini isinya 76 Halaman aja fif? Duh... Tipis, ya. Tapi gini, aku suka nyesel kalo setiap baca review. Udah penasaran (sama kek baca review ini) eh, mau beli bukunya gak jadi.
BalasHapusEndingnya, suka galau gak jelas pengen tau isinya tapi gak punya bukunya.
Siapa tau mau buat giveaway gitu... :D
makasih reviewnya, apik
BalasHapusKeren reviewnya. Bikin penasaran sama bukunya.
BalasHapusbtw salam kenal Fif! Semoga kedepan bener - bener ada perpustakaan pribadi di rumahmu. Hehehe
jadi pengen baca bukunya soalnya yang nulis ulasan buku itu bikin yang baca kepo. Pasti asyik baca buku yang ceritanya penuh karakter sinting. Absurd gitu, atau dunia yang dihimpun dalam buku itu cenderung surealis? Rumah Kertas bisa jadi merupakan judul yang tepat untuk menggambarkan betapa rapuhya manusia, sekaligus menuntut untuk dicatat.
BalasHapusCover bukunya keren banget.
BalasHapusDari hasil membaca review kamu, kayaknya si dosen maniac buku banget yak. Ampe nyetir sambil baca buku. Btw, aku juga suka buku, suka aroma buku baru apapun jenisnya. Mau buku tulis, novel, buku pelajaran, aromanya beda-beda. Tapi aku engga kepikir buat pakai parfum aroma buku sih. Walaupun sebenernya di luar negeri sudah ada yang jual 😁
Setuju sama mba Lintang, covernya ini buku bagus banget.
BalasHapusIdk, buku yang saya baca biasanya berhalaman 150-an ke atas, untuk novel ya. Tapi ini hanya 76, goks. Saya tambahin ke daftar buku yang harus dibaca ini. Barusan cek harganya sekitaran 80 ribu, bolehlah.
Semoga bisa beli rak buku, yak. Salam kenal!
Cuman 76 halaman?
BalasHapusAgak g percaya sih fif, soalnya kalau dari ulasan singkat kamu, dengan isi cerita kasus pembunuha dan pencarian lainnya, bisa terangkum 76 halaman?
Jadi penasaran juga nih sama buku ini, kayak perlu cek-cek juga bisa beli dimana