Dua ribu enam belas mempunyai banyak cerita. Banyak cerita yang hadir dalam hidup gue. 2016 gue rasa adalah tahun yang banyak lika-liku kehidupan, mulai dari yang seneng sama sedih. Tahun dua ribu enam belas ini merangkap semuanya. Merangkap segala jenis tetek bengek, cerita, proses, pembelajaran, dan pengalaman. 2016 merupakan tahun yang terlalu fantastis untuk dilupakan.
Mulai saja dari tahun baru 2016 yang lalu, awalnya gue udah membuat planning buat tahun itu. Namun, ini jujur saja, kebanyakan dari kita hanya mengutarakan niat itu diawal saja, menggebu-gebu di awal, namun sudah masuk pagi, 1 Januari, we do nothing. Bangun pagi saja udah kesiangan. Cuman membara diawal. Seperti kata orang Minang, "Angek angek ciik ayam", cuman semangat diawal saja, tetapi nantinya gak bakalan sesuai dengan ekspektasi.
Berjalan ke bulan April, gue gak akan menyangka kalo bulan itu adalah hari terakhir bertemu sama almarhum bokap. I don't think that far, really. But gue percaya dengan skenario terbaikNya. Hanya do'a dan rindu yang dapat kukirimkan untuk mu, Ayah.
Lebaran yang tak lengkap, untung saja ada keluarga lain yang ikut, jadinya suasana tak sepi. Gue tak bisa lagi menikmati pemandangan bokap memakai pakaian koko, meletakkan peci diatas kepalanya, sangat rapi. Dan gue juga tak bisa lagi memandangi bokap yang sedang sarapan pagi setelah pulang shalat ied yang telah disiapkan nyokap. Ada sesuatu yang kurang.
Beranjak ke bulan Juli, gue naik ke kelas selanjutnya, dapat temen baru dan suasana baru. Gak kerasa udah 2 tahun aja di SMA. Bentar lagi udah mau kuliah aja. Ehe gue dah gede.
Satu bulan yang lalu kurang lebih, gue keterima di organisasi siswa intra sekolah (OSIS). Gue jadi belajar bagaimana dalam berorganisasi. Setelah masuk OSIS gue banyak dapat kenalan sama anak kelas lain, nambah relasi. Ya begitulah benefitnya. Namun terkadang banyak tugas-tugas yang harus gue kerjakan, tetapi gue jadikan saja sebagai tantangan dalam hidup. Gue lakukan dengan sepenuh hati. Jadinya gak ada beban menjadi salah satu anggota OSIS. Seperti kata Buya Hamka,
Hari ulang tahun gue tiba, 20 November 2016. Umur gue ganjil 17 tahun. 17 tahun adalah fase yang sangat penting dalam hidup, fase dimana kita sudah bisa mengerti segalanya. Mulai melepaskan sikap kekanakan dan beralih ke sikap dewasa dan lebih tenang lagi. 17 tahun, sudah bisa bikin ktp, sudah bisa bikin sim, ye akhirnya gue akan legal.
Akhirnya sampai juga ke bulan terakhir. Saat gue nulis tulisan ini bulan sudah berada di Desember. Bulan ke dua belas, bulan yang banyak hujannya, karna hujan orang mengeluh, tapi kalo inget hujan gue inget juga kata Pidi Baiq,
Ketika gue nulis postingan ini, gue memutar kembali kepala, maksud gue memori yang telah gue lalui selama 12 bulan belakangan, apa-apa saja yang terjadi pada diri gue, udah apa saja yang gue lakukan, banyak kejadian yang datang tanpa gue inginkan ia datang, and many more memories in 2016.
Sekarang hawa-hawa pergantian tahun itu mulai gue cium aromanya. Orang pada ngetwit resolusi, ngeposting goals, mulai posting 2016bestnine di instagram untuk merangkap foto-foto terbaik di 2016, sorak sorai slogan "year end" sale merajalela, diskon-diskon. Yang terakhir membunuh dan menggoda iman gue banget. Gimana gak menggoda, orang lagi ngumpulin duit, eh banyak barang barang bagus yang lagi murah. Duh tekanan batin. Untung aja iman gue kuat. Uang gue aman. #SaveYourMoney. Gue mau nahan diri dulu selama 2016 ini, nah pas tahun baru nanti udah dateng, bisa deh gue pertimbangkan lagi buat belanja-belanja. Hakhakhak
Tiap pergantian tahun orang-orang banyak memiliki resolusi. Resolusi yang baik-baik (yaiyalah baik baik namanya juga harapan) banyak dihaturkan. Yang ingin rezekinya lancar, yang pengin dapet pacar lalu menikah, yang ingin tahun depan gak remedi lagi jika ulangan harian, dan masih banyak lagi. Bermacam macam resolusi keluar dari mulut, namun apakah semuanya resolusi itu bakalan terealisasikan? Gue rasa sih tidak semua, tapi bukan berarti gak ada yang menjadi kenyataan. Seperti yang telah gue katakan di paragraf awal, resolusi menurut gue hanya semu, hanya bayangan, dan tak sedikit yang hanya sia-sia. Bukan maksud gue untuk meremehkan harapan, dan doa kalian di tahun baru ya, bukan, setiap orang berhak untuk berharap lebih baik untuk kedepannya. Namun, kebanyakan resolusi-resolusi itu banyak yang terabaikan disaat lonceng, kembang api, terompet tahun baru ditiupkan. Resolusi yang kita rancang pun terserak-serak, melihat kita pun di pagi, 1 Januari 2017 masih tertidur dan baru bangun jam 9.
Apa yang kita lakukan sebaiknya? Satu cuman; LAKUKAN SAJA. Kenapa gue bilang begini, ya dari sekian banyak resolusi yang kita harapkan cuman sebatas di mulut saja, cuman berandai-andai tanpa dilakukan. Kan sia-sia saja kalo begitu. Lebih baik memiliki satu resolusi yang pasti dan segera melakukannya tanpa menunggu-nunggu daripada banyak resolusi tapi cuman koar-koar di mulut. Untuk gue sendiri gue gak terlalu mempunyai resolusi buat tahun 2017 yang akan datang, dengan sedikit nya resolusi gue di tahun 2017 bukan berarti gue menatap tahun baru dengan semangat yang loyo ya, namun gue lebih memiliki prinsip "melakukan yang terbaik" terhadap resolusi gue tersebut.
Mulai saja dari tahun baru 2016 yang lalu, awalnya gue udah membuat planning buat tahun itu. Namun, ini jujur saja, kebanyakan dari kita hanya mengutarakan niat itu diawal saja, menggebu-gebu di awal, namun sudah masuk pagi, 1 Januari, we do nothing. Bangun pagi saja udah kesiangan. Cuman membara diawal. Seperti kata orang Minang, "Angek angek ciik ayam", cuman semangat diawal saja, tetapi nantinya gak bakalan sesuai dengan ekspektasi.
Berjalan ke bulan April, gue gak akan menyangka kalo bulan itu adalah hari terakhir bertemu sama almarhum bokap. I don't think that far, really. But gue percaya dengan skenario terbaikNya. Hanya do'a dan rindu yang dapat kukirimkan untuk mu, Ayah.
Lebaran yang tak lengkap, untung saja ada keluarga lain yang ikut, jadinya suasana tak sepi. Gue tak bisa lagi menikmati pemandangan bokap memakai pakaian koko, meletakkan peci diatas kepalanya, sangat rapi. Dan gue juga tak bisa lagi memandangi bokap yang sedang sarapan pagi setelah pulang shalat ied yang telah disiapkan nyokap. Ada sesuatu yang kurang.
Beranjak ke bulan Juli, gue naik ke kelas selanjutnya, dapat temen baru dan suasana baru. Gak kerasa udah 2 tahun aja di SMA. Bentar lagi udah mau kuliah aja. Ehe gue dah gede.
Satu bulan yang lalu kurang lebih, gue keterima di organisasi siswa intra sekolah (OSIS). Gue jadi belajar bagaimana dalam berorganisasi. Setelah masuk OSIS gue banyak dapat kenalan sama anak kelas lain, nambah relasi. Ya begitulah benefitnya. Namun terkadang banyak tugas-tugas yang harus gue kerjakan, tetapi gue jadikan saja sebagai tantangan dalam hidup. Gue lakukan dengan sepenuh hati. Jadinya gak ada beban menjadi salah satu anggota OSIS. Seperti kata Buya Hamka,
Kalau hidup sekedar hidup, babi di hutan juga hidup. Kalo bekerja sekedar bekerja kera juga bekerja. -Buya HamkaIntinya hidup ini kalo hanya sekedar hidup saja terasa hambar. Kita harus mengisi kehidupan dengan hal-hal yang berbau tantangan dan rintangan. Berat? Iya, tapi gue punya cara supaya gue enjoy ngelakuinnya.
Hari ulang tahun gue tiba, 20 November 2016. Umur gue ganjil 17 tahun. 17 tahun adalah fase yang sangat penting dalam hidup, fase dimana kita sudah bisa mengerti segalanya. Mulai melepaskan sikap kekanakan dan beralih ke sikap dewasa dan lebih tenang lagi. 17 tahun, sudah bisa bikin ktp, sudah bisa bikin sim, ye akhirnya gue akan legal.
Akhirnya sampai juga ke bulan terakhir. Saat gue nulis tulisan ini bulan sudah berada di Desember. Bulan ke dua belas, bulan yang banyak hujannya, karna hujan orang mengeluh, tapi kalo inget hujan gue inget juga kata Pidi Baiq,
Aku adalah hujan, kalo kamu gasuka ga apa apa. Silahkan berteduh. -Pidi BaiqKalo gasuka hujan ya emang bener, kita bisa saja berteduh. Gak basahkan kita?
Ketika gue nulis postingan ini, gue memutar kembali kepala, maksud gue memori yang telah gue lalui selama 12 bulan belakangan, apa-apa saja yang terjadi pada diri gue, udah apa saja yang gue lakukan, banyak kejadian yang datang tanpa gue inginkan ia datang, and many more memories in 2016.
Sekarang hawa-hawa pergantian tahun itu mulai gue cium aromanya. Orang pada ngetwit resolusi, ngeposting goals, mulai posting 2016bestnine di instagram untuk merangkap foto-foto terbaik di 2016, sorak sorai slogan "year end" sale merajalela, diskon-diskon. Yang terakhir membunuh dan menggoda iman gue banget. Gimana gak menggoda, orang lagi ngumpulin duit, eh banyak barang barang bagus yang lagi murah. Duh tekanan batin. Untung aja iman gue kuat. Uang gue aman. #SaveYourMoney. Gue mau nahan diri dulu selama 2016 ini, nah pas tahun baru nanti udah dateng, bisa deh gue pertimbangkan lagi buat belanja-belanja. Hakhakhak
Tiap pergantian tahun orang-orang banyak memiliki resolusi. Resolusi yang baik-baik (yaiyalah baik baik namanya juga harapan) banyak dihaturkan. Yang ingin rezekinya lancar, yang pengin dapet pacar lalu menikah, yang ingin tahun depan gak remedi lagi jika ulangan harian, dan masih banyak lagi. Bermacam macam resolusi keluar dari mulut, namun apakah semuanya resolusi itu bakalan terealisasikan? Gue rasa sih tidak semua, tapi bukan berarti gak ada yang menjadi kenyataan. Seperti yang telah gue katakan di paragraf awal, resolusi menurut gue hanya semu, hanya bayangan, dan tak sedikit yang hanya sia-sia. Bukan maksud gue untuk meremehkan harapan, dan doa kalian di tahun baru ya, bukan, setiap orang berhak untuk berharap lebih baik untuk kedepannya. Namun, kebanyakan resolusi-resolusi itu banyak yang terabaikan disaat lonceng, kembang api, terompet tahun baru ditiupkan. Resolusi yang kita rancang pun terserak-serak, melihat kita pun di pagi, 1 Januari 2017 masih tertidur dan baru bangun jam 9.
Apa yang kita lakukan sebaiknya? Satu cuman; LAKUKAN SAJA. Kenapa gue bilang begini, ya dari sekian banyak resolusi yang kita harapkan cuman sebatas di mulut saja, cuman berandai-andai tanpa dilakukan. Kan sia-sia saja kalo begitu. Lebih baik memiliki satu resolusi yang pasti dan segera melakukannya tanpa menunggu-nunggu daripada banyak resolusi tapi cuman koar-koar di mulut. Untuk gue sendiri gue gak terlalu mempunyai resolusi buat tahun 2017 yang akan datang, dengan sedikit nya resolusi gue di tahun 2017 bukan berarti gue menatap tahun baru dengan semangat yang loyo ya, namun gue lebih memiliki prinsip "melakukan yang terbaik" terhadap resolusi gue tersebut.
Resolusi disini lebih ditekankan kepada sikap kita dalam menghadapinya, bukan saja ingin mengatakan berbagai banyak resolusi, tapi harus membulatkan tekad, pasang seluruh kemampuan untuk bisa mewujudkan resolusi yang telah kita buat tersebut.
2016 akan segera berakhir, 2017 akan segera datang. Yang namanya pergi pasti ada aja yang datang. Begitu juga dengan tahun. Semoga pergantian tahun kali ini bisa kita manfaatkan untuk melakukan hal-hal yang positif, bersemangat dalam menjalani aktifitas, tidak malas-malasan, dan resolusi yang kita rencanakan, bisa terwujud. Amin...
2017? Let's see. Semoga lebih banyak nulis lagi dan menjadi blogger yang konsisten. Insya allah.
Ganbate.. Semoga bisa lebih baik lagi ya mas di tahun 2017, dan bisa terus berbagi dan menginspirasi dari hal-hal yang positif :)
BalasHapusHemm, #Semangat2017 ;)
HapusEnak nih ngga melulu ngomongin resolusi. Bahas kilas balik malah seru~
BalasHapusKarena ngomongin resolusi udah terlalu biasa. Namun resolusi tetap penting, namun, yang terpenting gimana resolusi itu bisa tercapai ;)
HapusHmmm coba deh kalo kilas baliknya ditulis lengkap mulai tanggal 1 januari 2016 sampai 31 desember 2016
BalasHapusLebih seru dah
Wah boleh juga nih idenyaa, namun hanya bisa dituliskan seperti kalimat saja yaa, beberapa paragraf
HapusHmmmb aku juga merasakan hal yg kamu rasakan mas, lebaran di tahun 2016 udah gak bisa lihat sosok ayah yg pakai peci sedang makan sehabis sholat id.
BalasHapusResolusi itu perlu mas, bisa jadi penyemangat biar tahun ke tahun makin baik aja hidup ini.
Sambut tahun baru dengan semangat.
Hehe, namun yang lebih terpenting lagi gimana cara kita menyikapi dan berusaha untuk mewujudkan resolusi itu mas bro :)
Hapus#Semangat2017
Aaahhh suka banget sama quotes yang di 9gag itu. Bener. Resolusi itu cuma semu, menggebu2 diawal doang, selanjutnya nggak jarang bahakan sedikit perubahanpun nggak ada.
BalasHapusSemuanya itu tergantung sama sikap kita. Percuma bikin resolusi seabreg kalo kenyataannya kita orangnya males.
Intinya perbaiki diri, maka semua yang baik2 akan mengikuti.
Take action, usaha usaha, perbaiki diri :D
HapusAku suka quotes yang ini "Aku adalah hujan, kalo kamu gasuka ga apa apa. Silahkan berteduh. -Pidi Baiq"
BalasHapusMenyentuh kata-katanya.. :D
Pidi Baiq emang pandai dalam merangkai kata sehingga pembacanya terkesima :D
HapusSemoga bisa jadi blogger yang konsisten fif. :D
BalasHapusThanks nih bro, semoga :)
HapusBener banget, seringnya menggebu-gebu di awal tapi akhirnya ya ... biasa aja.
BalasHapusSemoga di 2017 ini nggak begitu ya..
Aaaa suka banget sama semua kutipannya, bikin semangat:)
Lebih baik lakukan saja apa yang harus kita lakukan dengan lebih baik dari sebelumnya, dan tetap fokus ;)
HapusSangat lika-liku ya fif 2016 itu. Hehe
BalasHapusTapi inti komen gue sih cuma mau bilang selamat. Selamat udah pake domain. Hihi
Udah lama agaknya gue gak maen kesini makanya baru tau. Hehe
Gue juga merasakan hal yang sama,penuh lika liku di tahun 2016.Tapi alhamdulillah sih gue bisa melewati itu dengan baik.
BalasHapusGue cukup setuju,mengisi kehidupan yang berbau dengan tantangan dan rintangan.Dengan begitu kita akan terlatih menghadapi dunia luar yang semua nya serba bersaing.