Gambar: Pexels
Di usia 19 tahun pada 2019, alhamdulillah saya sangat bersyukur karena telah memulai untuk berinvestasi di saham. Bagaimana saya menyisihkan uang untuk di investasikan? Saya menyisihkan sedikit dari uang jajan yang diberikan orang tua, lalu saya masukkan ke dalam rekening dana investor, rekening khusus untuk bertransaksi di saham. Selain itu, saya juga mencoba untuk menjadi reseller dan hasil dari sedikit keuntungan saya sisihkan juga untuk saham.
Awal mula kenal dengan investasi saham ini karena saya melihat di explore instagram, ada satu akun yaitu @ngertisaham membuat sebuah postingan tentang investasi saham. Dikarenakan ada salah satu dari following atau followers saya yang sudah follow akun tersebut, jadilah muncul juga di explore saya. Sebelum karena akun @ngertisaham ini, saya pun dulu kerapkali mendengar kata saham. Tapi saya belum merasa tertarik sedikit pun. Setelah melihat-lihat akunnya, baca-baca sedikit informasi disana, saya merasa tertarik. Karena sebenarnya saham itu simple, saham itu ada di setiap hari kehidupan kita.
Sebenarnya apa itu saham? Secara singkatnya (di next post saya ingin bahas saham lebih dalam dengan kacamata saya) saham adalah sebuah bentuk kepemilikan sebuah perusahaan yang bentuknya surat berharga, dan untuk saat ini bentukannya bukan lagi surat fisik, melainkan sudah digital. Ibarat temen kita usaha gorengan nih, kita kasih modal ke dia untuk dia bisa menambah gerobak gorengan di tempat lain, atau bisa dibelikan ke hal-hal yang membuat usah gorengannya lebih maju lagi. Untungnya bag dia apa? Usahanya makin maju, dia dapat modal. Untungnya bagi kita? Kita dapat bagian dari bisnis gorengannya, ketika bisnis gorengannya maju dan tumbuh, dan ketika untung, kita ketiban untung juga. Kita (investor) dan temen kita yang usaha gorengan (perusahaan) merupakan perumpamaan sederhana investasi saham.
Saham = bukti sebuah kepemilikan perusahaan. Perusahaan tersebut memiliki bisnis di belakangnya. Jadi kita bukan invest di harga saham, namun invest di bisnisnya. Membeli sebuah bisnis berarti kita menjadi pemilik perusahaan tersebut, walaupun persentasenya kecil.
Saham ada di sekeliling kehidupan kita? Benar sekali, coba cek sekarang di kamar mandi, ada kah shampoo Lifebuoy? Cek di bagian botolnya, disana ada perusahaan Unilever Indonesia Tbk (kode saham UNVR), suka minum air Le Minerale? Yang produksi Mayora Indah Tbk (MYOR). Setiap orang sekarang pasti punya atm, m-banking, dll, salah satu dari kalian pasti pakai rekening dari Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Itu baru tiga contoh saja, masih banyak lagi perusahaan terbuka yang ada di bursa efek indonesia yang bisa dibeli perusahaannya. Makanya kan, gak perlu jadiin saham sebagai hal yang ribet, dan buang jauh-jauh pendapat soal saham hanya untuk orang kaya saja. No, no, no, bursa efek Indonesia milik seluruh masyarakat Indonesia!
Lalu kenapa saya memilih instrumen saham dibandingkan dengan instrumen reksadana (saya ingin bahas ini juga di next post), emas, deposito, dll? Let me tell you. Ketika uang hanya kita diamkan di rekening bank saja, itu akan menyebabkan inflasi yang membuat nilai uang kita semakin berkurang, belum lagi biaya admin per bulan. Nah, saya melihat bahwa jika uang kita investasikan di saham, return (pengembalian hasil) rata-rata per tahunnya ada di sekitar 12-14 %, itu masih bisa naik lagi jika IHSG naik sangat tinggi di tahun itu. Belum lagi, investasi saham memberikan kita dua keuntungan, yaitu capital gain (kenaikan harga saham) dan dividen (bagi hasil keuntungan). Misal kalian invest di sebuah perusahaan A di harga 1000 per lot nya (pembelian saham 1 lot = 100 lembar). Beberapa tahun kemudian harganya naik ke 2500, maka ketika kalian menginvestasikan uang dan membeli saham tersebut di harga 1000, maka uang kalian akan bertumbuh karena harga sahamnya telah naik. Dividen? Yaitu ketika perusahaan di tahun itu mendapatkan laba yang besar, dan ingin dibagikan kepada para investor, walaupun kalian punya 1 lot, kalian tetap mendapatkan dividen, jumlahnya tergantung kesepakatan perusahaan pada RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
Enak banget kan? Taruh uang, tidur, lalu kaya perlahan-lahan. Wow.
BBRI menjadi saham pertama saya, salah satu bank BUMN yang berfokus pada sektor mikro dan UMKM ini menarik perhatian saya. Karena bank ini merupakan salah satu saham yang bluechip atau big cap, yaitu saham yang nilai kapitalisasi pasarnya lebih dari 40 T, jika saham termasuk saham bluechip, maka cenderung perusahaan itu perusahaan yang bagus, keuangannya stabil, dan sangat cocok sekali untuk di investasikan investor pemula dan ritel seperti saya. Sektor UMKM yang saat ini sangat banyak di Indonesia, apalagi sudah ada UMKM yang go digital, membuat saya yakin bank BRI akan terus tumbuh dalam 10 tahun kedepan untuk melayani nasabah-nasabah di sektor mikro. Atm-atm BRI yang cukup tersebar sampai ke daerah-daerah pelosok, dan produk-produk yang berkualitas lainnya yang dihadirkan bank BRI, membuat saham ini sangat bagus untuk dikoleksi jangka panjang.
Di beberapa postingan berikutnya, saya akan mencoba menuliskan tentang finansial, investasi, saham, sesuai dengan pemahaman saya, saya usahakan untuk membahasnya secara sederhana agar dapat dipahami bagi yang membaca. See you on next post!
Disclaimer: penyebutan kode saham diatas bukan rekomendasi untuk dibeli ya, pembelian saham harus do with your own risk, sebelum membeli saham harus dilakukan analisis fundamental perusahaan tersebut.
wah keren banget kak
BalasHapusBonstri
cara tukar poin bonstri
cara tukar poin Bonstri dengan kuota internet
Wah kemana aja aku kok baru denger namanya hehe. Ada sih keinginan untuk investasi tapi masih bingung sendiri. Masih cari referensi kesana kemari tapi belum berani ambil keputusan. Terima kasih reviewnya siapa tau nanti bisa jadi bahan pertimbangan juga.
BalasHapusterima kasih banyak untuk artikel ini.
BalasHapusbagaimana untuk selanjutnya sob?
BalasHapus