Mungkin ini adalah tulisan terpanjang yang pernah gue buat, jadi nikmati ya.
Akhir-akhir ini waktu yang disediakan 24 jam lamanya dalam sehari tampaknya terasa sedikit bagi siswa kelas 12, tingkat akhir. Akibatnya, dengan jatah waktu yang 24 jam yang menurut gue singkat susah buat membagi waktu antara belajar dan hal diluar belajar. Mulai dari tugas-tugas, try out bertingkat, percobaan UNBK, dan ujian ujian berikutnya. Belum lagi ditambah dengan belajar tambahan di sore hari. Waktu terasa singkat dari pagi hingga malam pun datang lagi, itu terasa sangat singkat. Sebuah suasana yang akan dirasakan oleh setiap anak kelas 12 akhir.
Tahunnya akademis, ya tahun 2018 ini memang tahunnya akademis. Ujian, ujian, tes, dan tes. Semua siswa terus berlatih dan berusaha untuk melakukan hal terbaik dimilikinya, untuk menempuh masing-masing ujian akhir. Tak terkecuali gue.
Maka untuk itu, gue berpikiran untuk mengumpulkan cerita, pengalaman, dan hal-hal yang terjadi di masa putih abu-abu dengan menuliskan sebuah Catatan Akhir SMA. Sebelum semuanya berakhir, gue niatkan untuk menuliskannya, mungkin aja nanti gue lupa, dan gak sempat menuliskannya. Gue gak ingin enggak ada sesuatu hal yang dapat dikenang nantinya selepas SMA ini, yaa terlepas masih ada foto-foto semasa sekolah. Apa masa sekolah hanya dihabiskan untuk soal nilai dan tugas? No. I want to keep reminds a whole moments. Dengan menuliskan cerita tentang catatan akhir ini, nantinya gue bisa mengenang kembali masa sma yang menurut gue patut diabadikan. Kali aja pas nanti udah duduk di bangku universitas, gue liat tulisan ini di blog, gue bisa senyum-senyum sendiri sambil meratapi susahnya tugas kuliah nantinya (?)
Muhammad Afif
Sebuah Catatan Akhir SMA,
Melanjutkan sekolah ke jenjang sekolah menengah atas setelah menyelesaikan tugas untuk duduk di bangku biru dongker, itu memang pilihan gue. Karna nantinya setelah 3 tahun di SMA gue ingin melanjutkan ke tingkat universitas. Awalnya sempat memilih beberapa sma favorit di kota gue, namun setelah beberapa tes yang gue hadapi, gue gagal lulus disana. Tes di sma favorit di luar kota, namun kenyataannya kembali sama, nilai belum memenuhi syarat untuk masuk ke sekolah tersebut. Ya namanya sekolah favorit, tentunya mematok standar yang tinggi. Rasa kecewa itu muncul, tambah lagi ada beberapa teman dekat lulus disana, membuat gue iri. Hanya dengan sebuah keikhlasan untuk menerima semua ini. Gue mencoba untuk daftar sebuah sma negeri yang jaraknya dekat dengan rumah.
Dan disinilah akhirnya perjalanan hidup gue selanjutnya, gue diterima, dan resmi menjadi siswa baru. Setelah masuk kesini kekecewaan itu terbayar lunas. Dan juga banyak temen-temen yang dari smp dulu juga diterima disini. Alhamdulillah semuanya udah diatur dengan baik.
Sebelumnya, gue pernah saling sharing dengan senior pas smp dulu dan ia juga bersekolah di salah satu sma favorit yang gue gagal masuk disana. Ia pernah bilang,
"Dimanapun sma/sekolahnya, you can be a star"
Akhirnya, setelah beberapa hari, berjalan minggu, dan bulan, gue menikmati ritme lingkungan sekolah. Mulai meng-enjoykan diri. Gue bertemu dengan teman-teman, dan juga, pada awalnya gue mengira kelas yang gue dapati pas awal sekolah, gak asik sama sekali. Namun, setelah semuanya mengalir, enggak seperti yang gue bayangkan. Perlahan suasana kelas cair, gue dengan satu sama lain saling membaur, mulai dekat, dan timbullah kebersamaan itu.
Disini gue belajar bahwa, tidak semua yang kita pikirkan itu akan buruk, cukup kita jalani aja apa adanya. Gue merasakan sekali. Cuman, pada awalnya aja kita belum terbiasa. Biasa karena terbiasa. Pas awal pendaftaran masuk ke sma ini, gue enggak berminat, namun setelah dihadapkan dengan pilihan terakhir buat masuk ke sma ini, gue terima, dan pada akhirnya semuanya berjalan baik-baik saja.
Bahkan, setelah tiba masa kelas 11, pembagian jurusan IPA dan IPS. Kami pun memilih jalan masing-masing. Disaat inilah gue merasakan kerinduan kelas yang heboh, suasana yang asik di dalamnya. Ini ter
Cukup jalani saja dengan hati yang lapang dan ikhlas.
Tak terasa gue sudah berada di ujung gerbang untuk melepas seragam putih abu-abu ini. Baru kemarin ini, untuk pertama kalinya masuk gerbang sekolah, dan rambut dipendekin oleh kakak-kakak senior saat masa orientasi, namun semuanya berjalan dengan cepat. Waktu berjalan cepat dan tidak bisa dihalang-halangi, bahkan untuk diulang saja tak bisa. Mungkin masa yang paling cepat itu saat 3 tahun sma, tiga tahun bangku smp, dan yang paling lama menurut gue adalah masa sd.
Kalo dijelasin, masa-masa itu menurut gue kurang lebih seperti ini:
Masa SD - Masa dimana kita masih sangat lugu, buat jajan aja masih ragu-ragu (kelas 1). Mulai naik tingkat, mulai tampak sikap nakal ini itu. Tampang masih kelihatan baby face dan sedikit culun.
Masa SMP - Disini nih masa pubertas itu datang, mulai berubah semuanya. Mulai suka dengan lawan jenis, masa pertemanan dimulai. Jujur aja disinilah gue baru merasakan indahnya persahabatan, dan pada waktu itu pernah gue sama temen-temen deket bikin sebuah grup sahabatan gitu. Juga disini keseruan akan banyak hal terjadi, jati diri mulai tampak. Mungkin kalo diceritain keseruan masa smp bisa panjang sekali.
Masa SMA - Masa dimana kedewasaan seseorang akan diuji. Disini mulai dramatis. Wajar saja, kita menempuh tingkat yang lebih tinggi dari sebelumnya. Masalah dengan teman, dengan guru, tugas mulai menumpuk, patah hati, emosi naik turun, ya pokoknya semua yang terjadi di sma ini tampak sedikit rumit dari masa sebelumnya. Karna di sma ini kita dituntut untuk bisa lebih dewasa, dan menyikapi segala hal dengan tenang. Mulai mengetahui mana yang pantas dilakukan dan yang buruk.
Jadi karena ini sebuah catatan akhir sma yang akan gue tulis, gue akan sedikit bercerita bagaimana masa sma gue berjalan.
JADI, apa aja sih yang, especially gue, dipelajarin di SMA itu? Apa cuman buat nantinya ijazah gagah dengan nilai yang tinggi semata?
Masa SMA bukan sekedar nilai matematika 95 di ijazah, bukan hanya sekedar berdiri di depan karna mendapat peringkat kelas, bukan sekedar gagah-gagahan memakai seragam putih abu-abu.
Namun lebih dari itu...
Gue baru menyadari itu semua disaat kelas 12 akhir ini. Merenungkan apa saja yang telah gue perbuat dan alami di sekolah ini. Sekolah, dan yang gue maksudkan disini ialah SMA, adalah tempat dimana kita mencari ilmu selama tiga tahun dan merupakan jembatan untuk melanjutkan ke jenjang universitas. Gue pahami setelah kita berlelah-lelahan mencari ilmu dengan belajar dengan giat, tentunya kita berharap akan diberi ganjaran dengan nilai yang memuaskan. Berjuang untuk ulangan harian, belajar giat, menghafal untuk ujian kenaikan kelas, dan bisa sukses dalam menjawab soal ujian nasional dengan nilai yang baik. Well, tapi apa benar tujuan hakiki dari sekolah itu hanya mengumpulkan nilai sebanyak-banyaknya?
"Sekolah buat nyari ilmu?" atau "sekolah nyari nilai?"
Mungkin, dengan spontan banyak dari kita akan condong menjawab sekolah buat cari nilai.
Disini gue akan memberikan sudut pandang, ilmu dan nilai sama-sama penting, perlu diseimbangkan. Namun gue berpendapat bahwa tujuan utama dari sekolah itu adalah mendidik karakter. Buat apa nilai akademis tinggi namun karakternya tidak baik? Itulah sebenarnya. Masih ingat kasus penganiayaan yang berujung kematian yang baru saja terjadi baru-baru ini?
Lebih baik jika siswa mampu menyeimbangkan antara akademis dengan karakter yang baik.
Waktu awal-awal baru masuk lingkungan sma, gue juga sering melanggar peraturan yang sekolah telah buat, seperti razia rambut, menggunakan gelang/perhiasan. Gue sempat bertanya-tanya kenapa aturan itu harus ada dan hubungannya rambut panjang dengan masa depan itu apa, gue sempat berpikiran gitu. Namun makin kesini gue paham kalo itu semua adalah aturan, aturan yang harus ditaati warga sekolah khususnya siswa. Kita di sekolahkan untuk dididik supaya disiplin dan taat aturan. Bukankah begitu? Disaat razia rambut datang dan tanda-tandanya guru masuk ke kelas membawa sebuah gunting, dan, rambut gue dipotong, hanya bisa menerima dengan lapang dada, kesal sedikit, namun inilah aturan. Toh nantinya selepas sma bakalan kangen dengan momen itu, kangen datang ke sma, atau bahkan ketemu dengan guru yang pernah merazia rambut kita.
"Eh bapak, masih ingat sama saya bapak ngegunting rambut saya, ngehehe." dan obrolan pun cair.
Masa SMA mengajarkan gue tentang arti pendewasaan diri akan banyak hal.
Kenangan apa sih yang bakalan gue kangenin saat masa sma telah usai nanti?
Tentunya banyak sekali, mulai dari yang bersifat suka maupun duka telah gue alami. Memang bener ya, bak kata orang, masa sma itu adalah masa yang paling indah. Setiap orang mungkin memiliki makna kata "indah" itu sendiri. Makna indah sma menurut gue indahnya kebersamaan bersama sahabat, teman seperjuangan, temen-temen osis dan juga masa-masa indah bersama dia. Penekanan sedikit pas kata "dia". Uhuk.
Kangen suasana sekolah juga pastinya. Kata orang sih selepas kita udah jadi alumni nanti, entah kenapa, selalu sekolah tersebut mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Yang dulunya pas kita sekolah ruangan perpus masih jelek, eh pas kita ngunjungin saat udah jadi alumni itu perpus udah bagus aja. Kayaknya terkena hukum alam. Disaat sudut pandang gue masih jadi siswa, tiap tahun kakak kelas yang sudah jadi alumni datang kesekolah selalu bilang, "sekolah makin keren aja ya bla..bla..blaa..". Jangan-jangan nantinya pas gue mampir ke sekolah buat ngambil ijazah sekolah udah make lift ya?
Kangen guru-guru dengan berbagai macam genre. Ada yang baik, ada yang killer, ada yang ngomong suka kenceng, ada yang suka ngasih tugas mulu, ada yang pencerita ulung. Tapi terlepas dari itu semua, we love you bapak-dan ibuk! Semoga apa yang beliau berikan selama di sekolah bisa gue ingat dan berguna di kehidupan gue yang masih panjang ini.
Kangen tempat tongkrongan, maksudnya kantin sih. Bentar gue itung dulu...dari enam kantin yang ada di sekolah, tempat yang sering gue tongkrongin ada empat. Masing-masing memiliki keenakan dan kekurangan masing-masing. Kalo orang minang bilang, "lain lain lamak". Biasanya kalo guru lagi gak masuk alias jam kosong, sendiri atau juga ngajak temen, mampirlah gue ke kantin. Ngambil satu tahu isi dan juga beli minuman, ini cuman kalo buat ngeganjel perut. Kalo lagi lapar sekali baru deh pesan nasi goreng. Setelah siap ngunyah-ngunyah, gue gak langsung ke kelas gitu, ngobrol ngalor ngidul dulu sama temen, ya ngomongin apalah gitu. Pernah kejadian, guru pkn gue keluar sebentar karena ada keperluan. Nah jadi ada kesempatan buat ke kantin, jadi gue pergi ke kantin. Kebetulan jarak kantin dan kelas itu berdekatan sekali, mungkin kalo mau liat kantin, bisa buka jendela kelas dikit, kantinnya udah kelihatan saking deketnya. Namun seketika terdengar lah bunyi bel tanda pergantian jam pelajaran, otomatis jam pelajaran pkn tadi selesai, namun ibuk itu masuk lagi dan dia ngambil absensi sebelum keluar! Astaga gue cemas, temen gue yang dikelas ngodein buat cepat masuk ke kelas. Dan dengan terburu-buru abis bayar jajan, saat tiba di pintu kelas terlihat wajah marah ibuk pkn gue.
"Ibu buat absen saja ya yg terlambat masuk ini!"
Kangen semuanya tentang sekolah putih abu-abu.
Ada banyak momen dan pelajaran yang dapat dikenang dan dipetik dari kehidupan di sma yang bakalan gue akan ingat selalu. Yang akan menjadi bagian obrolan ketika reunian nanti. Mungkin reunian kecil-kecilan dulu ya sama sahabat. Kalo reunian satu sekolah mah susah ngumpulinnya. Nanti bakalan tiba masanya ngajak nongkrong bagi yang lagi libur kuliah, ngomongin tentang kampus baru masing-masing, jurusan, dosen. Obrolan pun seketika udah mulai berubah pembahasannya. Nanti bakalan tiba masanya buat ngumpul itu susah, beda kali saat jaman sma yang kalo mau ngumpul doang tinggal ngabarin aja satu sama lain, dan itupun kadang juga susah. Menurut gue ya masa-masa akhir sma ini kayaknya bener-bener harus menikmati waktu sama temen ya. Di sela-sela waktu luang sibuk belajar, ya ngapain gitu ngumpul sama temen, pergi main bareng gitu. Buat momen sebanyak-banyaknya. Kadang kita hanya bisa menyesal dibelakang nantinya karna waktu sama temen hanya sedikit pas masa sma. Tapi harus diimbangi juga dengan manajemen waktu yang baik. Ada waktunya main ada waktunya juga buat belajar. Intinya harus sama-sama berjuang untuk masa depan, dan lulus bareng!
Tulisan ini gue buat mungkin sebagai intro dari "Sebuah catatan akhir sma", masih banyak hal-hal lain yang ingin gue tulis. Nah, jadi di beberapa tulisan gue selanjutnya, gue akan menulis beberapa cerita pendek yang gue alami di akhir-akhir masa sekolah ini. Ya itung-itung untuk bisa dibaca lagi pas udah gak jadi siswa lagi. Tulisan tersebut akan gue beri tag atau label Catatan akhir sma. Gue akan berusaha untuk menuliskan semuanya semampu gue. Misal nantinya teringat dipikiran gue satu outline, "belajar sore persiapan Unbk" nah nantinya itu akan menjadi judul tulisan yang gue akan usaha buat ngembangin supaya menjadi tulisan. Entah ini akan bisa konsisten atau tidak, yang penting niat nulis dulu. Doakan gue ya!
Sebuah Catatan Akhir SMA,
Muhammad Afif, 2018.
Entah berapa kali lagi bel di sekolah akan berbunyi, bisa dihitung. Namun yang jelas, tidak lama lagi sebuah bel berbunyi panjang di sekolah, namun bel pertanda pulang ,tapi pertanda masa sekolah telah usai.
Terima kasih, masa-masa sma.
Akhir-akhir ini waktu yang disediakan 24 jam lamanya dalam sehari tampaknya terasa sedikit bagi siswa kelas 12, tingkat akhir. Akibatnya, dengan jatah waktu yang 24 jam yang menurut gue singkat susah buat membagi waktu antara belajar dan hal diluar belajar. Mulai dari tugas-tugas, try out bertingkat, percobaan UNBK, dan ujian ujian berikutnya. Belum lagi ditambah dengan belajar tambahan di sore hari. Waktu terasa singkat dari pagi hingga malam pun datang lagi, itu terasa sangat singkat. Sebuah suasana yang akan dirasakan oleh setiap anak kelas 12 akhir.
Tahunnya akademis, ya tahun 2018 ini memang tahunnya akademis. Ujian, ujian, tes, dan tes. Semua siswa terus berlatih dan berusaha untuk melakukan hal terbaik dimilikinya, untuk menempuh masing-masing ujian akhir. Tak terkecuali gue.
Maka untuk itu, gue berpikiran untuk mengumpulkan cerita, pengalaman, dan hal-hal yang terjadi di masa putih abu-abu dengan menuliskan sebuah Catatan Akhir SMA. Sebelum semuanya berakhir, gue niatkan untuk menuliskannya, mungkin aja nanti gue lupa, dan gak sempat menuliskannya. Gue gak ingin enggak ada sesuatu hal yang dapat dikenang nantinya selepas SMA ini, yaa terlepas masih ada foto-foto semasa sekolah. Apa masa sekolah hanya dihabiskan untuk soal nilai dan tugas? No. I want to keep reminds a whole moments. Dengan menuliskan cerita tentang catatan akhir ini, nantinya gue bisa mengenang kembali masa sma yang menurut gue patut diabadikan. Kali aja pas nanti udah duduk di bangku universitas, gue liat tulisan ini di blog, gue bisa senyum-senyum sendiri sambil meratapi susahnya tugas kuliah nantinya (?)
Muhammad Afif
Sebuah Catatan Akhir SMA,
Melanjutkan sekolah ke jenjang sekolah menengah atas setelah menyelesaikan tugas untuk duduk di bangku biru dongker, itu memang pilihan gue. Karna nantinya setelah 3 tahun di SMA gue ingin melanjutkan ke tingkat universitas. Awalnya sempat memilih beberapa sma favorit di kota gue, namun setelah beberapa tes yang gue hadapi, gue gagal lulus disana. Tes di sma favorit di luar kota, namun kenyataannya kembali sama, nilai belum memenuhi syarat untuk masuk ke sekolah tersebut. Ya namanya sekolah favorit, tentunya mematok standar yang tinggi. Rasa kecewa itu muncul, tambah lagi ada beberapa teman dekat lulus disana, membuat gue iri. Hanya dengan sebuah keikhlasan untuk menerima semua ini. Gue mencoba untuk daftar sebuah sma negeri yang jaraknya dekat dengan rumah.
Dan disinilah akhirnya perjalanan hidup gue selanjutnya, gue diterima, dan resmi menjadi siswa baru. Setelah masuk kesini kekecewaan itu terbayar lunas. Dan juga banyak temen-temen yang dari smp dulu juga diterima disini. Alhamdulillah semuanya udah diatur dengan baik.
Sebelumnya, gue pernah saling sharing dengan senior pas smp dulu dan ia juga bersekolah di salah satu sma favorit yang gue gagal masuk disana. Ia pernah bilang,
"Dimanapun sma/sekolahnya, you can be a star"
Akhirnya, setelah beberapa hari, berjalan minggu, dan bulan, gue menikmati ritme lingkungan sekolah. Mulai meng-enjoykan diri. Gue bertemu dengan teman-teman, dan juga, pada awalnya gue mengira kelas yang gue dapati pas awal sekolah, gak asik sama sekali. Namun, setelah semuanya mengalir, enggak seperti yang gue bayangkan. Perlahan suasana kelas cair, gue dengan satu sama lain saling membaur, mulai dekat, dan timbullah kebersamaan itu.
Disini gue belajar bahwa, tidak semua yang kita pikirkan itu akan buruk, cukup kita jalani aja apa adanya. Gue merasakan sekali. Cuman, pada awalnya aja kita belum terbiasa. Biasa karena terbiasa. Pas awal pendaftaran masuk ke sma ini, gue enggak berminat, namun setelah dihadapkan dengan pilihan terakhir buat masuk ke sma ini, gue terima, dan pada akhirnya semuanya berjalan baik-baik saja.
Bahkan, setelah tiba masa kelas 11, pembagian jurusan IPA dan IPS. Kami pun memilih jalan masing-masing. Disaat inilah gue merasakan kerinduan kelas yang heboh, suasana yang asik di dalamnya. Ini ter
Cukup jalani saja dengan hati yang lapang dan ikhlas.
Tak terasa gue sudah berada di ujung gerbang untuk melepas seragam putih abu-abu ini. Baru kemarin ini, untuk pertama kalinya masuk gerbang sekolah, dan rambut dipendekin oleh kakak-kakak senior saat masa orientasi, namun semuanya berjalan dengan cepat. Waktu berjalan cepat dan tidak bisa dihalang-halangi, bahkan untuk diulang saja tak bisa. Mungkin masa yang paling cepat itu saat 3 tahun sma, tiga tahun bangku smp, dan yang paling lama menurut gue adalah masa sd.
Kalo dijelasin, masa-masa itu menurut gue kurang lebih seperti ini:
Masa SD - Masa dimana kita masih sangat lugu, buat jajan aja masih ragu-ragu (kelas 1). Mulai naik tingkat, mulai tampak sikap nakal ini itu. Tampang masih kelihatan baby face dan sedikit culun.
Masa SMP - Disini nih masa pubertas itu datang, mulai berubah semuanya. Mulai suka dengan lawan jenis, masa pertemanan dimulai. Jujur aja disinilah gue baru merasakan indahnya persahabatan, dan pada waktu itu pernah gue sama temen-temen deket bikin sebuah grup sahabatan gitu. Juga disini keseruan akan banyak hal terjadi, jati diri mulai tampak. Mungkin kalo diceritain keseruan masa smp bisa panjang sekali.
Masa SMA - Masa dimana kedewasaan seseorang akan diuji. Disini mulai dramatis. Wajar saja, kita menempuh tingkat yang lebih tinggi dari sebelumnya. Masalah dengan teman, dengan guru, tugas mulai menumpuk, patah hati, emosi naik turun, ya pokoknya semua yang terjadi di sma ini tampak sedikit rumit dari masa sebelumnya. Karna di sma ini kita dituntut untuk bisa lebih dewasa, dan menyikapi segala hal dengan tenang. Mulai mengetahui mana yang pantas dilakukan dan yang buruk.
Jadi karena ini sebuah catatan akhir sma yang akan gue tulis, gue akan sedikit bercerita bagaimana masa sma gue berjalan.
JADI, apa aja sih yang, especially gue, dipelajarin di SMA itu? Apa cuman buat nantinya ijazah gagah dengan nilai yang tinggi semata?
Masa SMA bukan sekedar nilai matematika 95 di ijazah, bukan hanya sekedar berdiri di depan karna mendapat peringkat kelas, bukan sekedar gagah-gagahan memakai seragam putih abu-abu.
Namun lebih dari itu...
Gue baru menyadari itu semua disaat kelas 12 akhir ini. Merenungkan apa saja yang telah gue perbuat dan alami di sekolah ini. Sekolah, dan yang gue maksudkan disini ialah SMA, adalah tempat dimana kita mencari ilmu selama tiga tahun dan merupakan jembatan untuk melanjutkan ke jenjang universitas. Gue pahami setelah kita berlelah-lelahan mencari ilmu dengan belajar dengan giat, tentunya kita berharap akan diberi ganjaran dengan nilai yang memuaskan. Berjuang untuk ulangan harian, belajar giat, menghafal untuk ujian kenaikan kelas, dan bisa sukses dalam menjawab soal ujian nasional dengan nilai yang baik. Well, tapi apa benar tujuan hakiki dari sekolah itu hanya mengumpulkan nilai sebanyak-banyaknya?
"Sekolah buat nyari ilmu?" atau "sekolah nyari nilai?"
Mungkin, dengan spontan banyak dari kita akan condong menjawab sekolah buat cari nilai.
Disini gue akan memberikan sudut pandang, ilmu dan nilai sama-sama penting, perlu diseimbangkan. Namun gue berpendapat bahwa tujuan utama dari sekolah itu adalah mendidik karakter. Buat apa nilai akademis tinggi namun karakternya tidak baik? Itulah sebenarnya. Masih ingat kasus penganiayaan yang berujung kematian yang baru saja terjadi baru-baru ini?
Lebih baik jika siswa mampu menyeimbangkan antara akademis dengan karakter yang baik.
Waktu awal-awal baru masuk lingkungan sma, gue juga sering melanggar peraturan yang sekolah telah buat, seperti razia rambut, menggunakan gelang/perhiasan. Gue sempat bertanya-tanya kenapa aturan itu harus ada dan hubungannya rambut panjang dengan masa depan itu apa, gue sempat berpikiran gitu. Namun makin kesini gue paham kalo itu semua adalah aturan, aturan yang harus ditaati warga sekolah khususnya siswa. Kita di sekolahkan untuk dididik supaya disiplin dan taat aturan. Bukankah begitu? Disaat razia rambut datang dan tanda-tandanya guru masuk ke kelas membawa sebuah gunting, dan, rambut gue dipotong, hanya bisa menerima dengan lapang dada, kesal sedikit, namun inilah aturan. Toh nantinya selepas sma bakalan kangen dengan momen itu, kangen datang ke sma, atau bahkan ketemu dengan guru yang pernah merazia rambut kita.
"Eh bapak, masih ingat sama saya bapak ngegunting rambut saya, ngehehe." dan obrolan pun cair.
Masa SMA mengajarkan gue tentang arti pendewasaan diri akan banyak hal.
Kenangan apa sih yang bakalan gue kangenin saat masa sma telah usai nanti?
Tentunya banyak sekali, mulai dari yang bersifat suka maupun duka telah gue alami. Memang bener ya, bak kata orang, masa sma itu adalah masa yang paling indah. Setiap orang mungkin memiliki makna kata "indah" itu sendiri. Makna indah sma menurut gue indahnya kebersamaan bersama sahabat, teman seperjuangan, temen-temen osis dan juga masa-masa indah bersama dia. Penekanan sedikit pas kata "dia". Uhuk.
Kangen suasana sekolah juga pastinya. Kata orang sih selepas kita udah jadi alumni nanti, entah kenapa, selalu sekolah tersebut mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Yang dulunya pas kita sekolah ruangan perpus masih jelek, eh pas kita ngunjungin saat udah jadi alumni itu perpus udah bagus aja. Kayaknya terkena hukum alam. Disaat sudut pandang gue masih jadi siswa, tiap tahun kakak kelas yang sudah jadi alumni datang kesekolah selalu bilang, "sekolah makin keren aja ya bla..bla..blaa..". Jangan-jangan nantinya pas gue mampir ke sekolah buat ngambil ijazah sekolah udah make lift ya?
Kangen guru-guru dengan berbagai macam genre. Ada yang baik, ada yang killer, ada yang ngomong suka kenceng, ada yang suka ngasih tugas mulu, ada yang pencerita ulung. Tapi terlepas dari itu semua, we love you bapak-dan ibuk! Semoga apa yang beliau berikan selama di sekolah bisa gue ingat dan berguna di kehidupan gue yang masih panjang ini.
Kangen tempat tongkrongan, maksudnya kantin sih. Bentar gue itung dulu...dari enam kantin yang ada di sekolah, tempat yang sering gue tongkrongin ada empat. Masing-masing memiliki keenakan dan kekurangan masing-masing. Kalo orang minang bilang, "lain lain lamak". Biasanya kalo guru lagi gak masuk alias jam kosong, sendiri atau juga ngajak temen, mampirlah gue ke kantin. Ngambil satu tahu isi dan juga beli minuman, ini cuman kalo buat ngeganjel perut. Kalo lagi lapar sekali baru deh pesan nasi goreng. Setelah siap ngunyah-ngunyah, gue gak langsung ke kelas gitu, ngobrol ngalor ngidul dulu sama temen, ya ngomongin apalah gitu. Pernah kejadian, guru pkn gue keluar sebentar karena ada keperluan. Nah jadi ada kesempatan buat ke kantin, jadi gue pergi ke kantin. Kebetulan jarak kantin dan kelas itu berdekatan sekali, mungkin kalo mau liat kantin, bisa buka jendela kelas dikit, kantinnya udah kelihatan saking deketnya. Namun seketika terdengar lah bunyi bel tanda pergantian jam pelajaran, otomatis jam pelajaran pkn tadi selesai, namun ibuk itu masuk lagi dan dia ngambil absensi sebelum keluar! Astaga gue cemas, temen gue yang dikelas ngodein buat cepat masuk ke kelas. Dan dengan terburu-buru abis bayar jajan, saat tiba di pintu kelas terlihat wajah marah ibuk pkn gue.
"Ibu buat absen saja ya yg terlambat masuk ini!"
Kangen semuanya tentang sekolah putih abu-abu.
Ada banyak momen dan pelajaran yang dapat dikenang dan dipetik dari kehidupan di sma yang bakalan gue akan ingat selalu. Yang akan menjadi bagian obrolan ketika reunian nanti. Mungkin reunian kecil-kecilan dulu ya sama sahabat. Kalo reunian satu sekolah mah susah ngumpulinnya. Nanti bakalan tiba masanya ngajak nongkrong bagi yang lagi libur kuliah, ngomongin tentang kampus baru masing-masing, jurusan, dosen. Obrolan pun seketika udah mulai berubah pembahasannya. Nanti bakalan tiba masanya buat ngumpul itu susah, beda kali saat jaman sma yang kalo mau ngumpul doang tinggal ngabarin aja satu sama lain, dan itupun kadang juga susah. Menurut gue ya masa-masa akhir sma ini kayaknya bener-bener harus menikmati waktu sama temen ya. Di sela-sela waktu luang sibuk belajar, ya ngapain gitu ngumpul sama temen, pergi main bareng gitu. Buat momen sebanyak-banyaknya. Kadang kita hanya bisa menyesal dibelakang nantinya karna waktu sama temen hanya sedikit pas masa sma. Tapi harus diimbangi juga dengan manajemen waktu yang baik. Ada waktunya main ada waktunya juga buat belajar. Intinya harus sama-sama berjuang untuk masa depan, dan lulus bareng!
Tulisan ini gue buat mungkin sebagai intro dari "Sebuah catatan akhir sma", masih banyak hal-hal lain yang ingin gue tulis. Nah, jadi di beberapa tulisan gue selanjutnya, gue akan menulis beberapa cerita pendek yang gue alami di akhir-akhir masa sekolah ini. Ya itung-itung untuk bisa dibaca lagi pas udah gak jadi siswa lagi. Tulisan tersebut akan gue beri tag atau label Catatan akhir sma. Gue akan berusaha untuk menuliskan semuanya semampu gue. Misal nantinya teringat dipikiran gue satu outline, "belajar sore persiapan Unbk" nah nantinya itu akan menjadi judul tulisan yang gue akan usaha buat ngembangin supaya menjadi tulisan. Entah ini akan bisa konsisten atau tidak, yang penting niat nulis dulu. Doakan gue ya!
Sebuah Catatan Akhir SMA,
Muhammad Afif, 2018.
Entah berapa kali lagi bel di sekolah akan berbunyi, bisa dihitung. Namun yang jelas, tidak lama lagi sebuah bel berbunyi panjang di sekolah, namun bel pertanda pulang ,tapi pertanda masa sekolah telah usai.
Terima kasih, masa-masa sma.
Baru ada kesempatan mampir kesini (oke, ini kata pembuka ketiga dari sekian blog yg udah gw baca tdi) dapet tulisan yg cukup panjang, penasaran dan punya waktu kosong ya saya baca aja.
BalasHapusDan tulisan ini berhasil ngingetin langsung ke masa2 SMA. Razia rambut, guru, kantin, masa orientasi dan masih banyak hal yg gak akan bakalan pernah kita lupa. Punya gebetan slah satunya.
skarang lo udah sampai ke titik ini ya fif? Wajar sih kalo tulisannya jadi panjang gini. Menurut saya sih tulisan ini gak bakalan cukup buat menampung memori masa2 SMA. Butuh dijadiin kitab masa2 SMA yg khusus membhas masa2 itu.
But, sampai saat ini yg bisa sya bilang, just enjoying the moments fif. Nikmatin aja dlu.
Wah makasih udah mampir bro, luangin waktunya lagi, wih.
HapusSebagai anak sma akhir, gue akan merasa kurang kalo ga nulis beginian. Ya itung-itung buat kenangan lah. Karna masa kuliah itu berat kan, ya.
Berusaha enjoy di kala pening mikirin kuliah...