Di ujung dermaga ini aku duduk sendirian. Sudah dari siang tadi aku berada disini. Sebelumnya aku tak punya tujuan apa-apa disini, tetapi aku merasa tempat ini cukup hening untuk merilekskan diri, sendirian.
Sembari duduk dan menatap titik jauh dari dermaga ini, ternyata aku ditemani dengan hembusan menyejukkan oleh angin, riangnya kupu-kupu berkejar kejaran sesamanya,
dan, aku juga ditemani dengan pikiran hati ku, mengingatkan ku akan tentang mu.
Mengapa pikiran ini datang dengan tiba-tiba? Padahal aku telah ria telah ditemani oleh angin dan kupu-kupu. Disaat aku masih sendirian pun, kau pun melalui perantara pikiran masih mengangguku. Apakah kau tidak bisa menunggu sejenak sampai aku benar-benar puas menikmati keindahan ciptaan Nya ini?
Aku pun telah melakukan cara-cara apapun, seperti mengubah posisi dudukku, meneletangkan badan hingga titik fokus mataku kini berada di langit nan biru indah, memejamkan mata sejenak sehingga beberapa detik mata ini tak bisa melihat apapun. Tapi cara terakhir yang aku lakukan salah, karena itu bisa membuat seseorang mengingat hal apapun yang terbesit dalam otaknya
Baiklah kalau kamu ingin juga masuk kedalam pikiranku.
Apa maksud mu untuk datang ke pikiran ku? Coba jelaskan. Bukankah kamu telah mempunyai dunia mu sendiri dengan teman-teman wanitamu? Sehingga aku terabaikan
Teringat oleh ku di saat itu kamu sedang duduk sendirian, dari jarak jauh pun aku telah tau bahwa itu kamu, lalu aku ingin menghampirimu. Setelah aku menghampiri mu, aku melihat paras wajahmu tak mengenakkan, seperti ada yang tak beres, seperti ada masalah. Itulah yang aku pikirkan melihat wajahmu yang sebelumnya manis, dan akhirnya manisnya berkurang, walaupun hanya sedikit.
Aku pun ingin menanyakan mu tentang itu,
Kamu kenapa?
Ada masalah apa?
Ceritain ke aku, bolehkah?
Dengan nada yang lembut, aku layangkan pertanyaan seperti itu. Beberapa detik, kamu pun diam, tak menjawab sepatah kata pun. Beberapa detik lebih, aku pun masih menunggu. Dan beberapa menit, aku pun bertanya tanya, kamu ini sebenarnya lagi ada masalah apa?
Belum sempat aku menanyakan pertanyaaan itu lagi, kau pun meninggalkan ku. Sendirian.
Sebenarnya ini kenapa? Kamu kenapa? Sebelum kejadian itu antara kamu dan aku saling sapa, bahkan sempat menertawakan sesuatu yang kita anggap lucu. Tapi kenapa ujungnya kamu begini?
Salah aku apa?
Apakah aku terlalu perhatian kepadamu? Kenapa perhatian lebih yang aku berikan malah membuat mu begini?
Apakah kamu tak ingin aku terlalu masuk ke dalam masalahmu? Bukan kah itu yang engkau kehendaki untuk perhatian kepadamu?
Jujur sampai saat ini aku tak mengerti. Ataupun jikalau aku punya kesalahan, apakah sulit bagimu untuk mengatakan? Apakah berkata jujur sesulit menyuruh ikan terbang di angkasa? Menurutku kamu begitu.
Aku hanya bisa memejamkan dua bola mata ini, sambil bertanya tanya kepada diri sendiri. Entahlah
Mungkin yang bisa ku lakukan saat ini ialah, diam tanpa berkata, diam tanpa kata.
Hari pun mulai beranjak pergi, matahari juga menampakkan kelelahan dirinya dengan bersembunyi, lalu esoknya hadir kembali menyapa pagi hari kita.
Waktunya, Pulang.
Sembari duduk dan menatap titik jauh dari dermaga ini, ternyata aku ditemani dengan hembusan menyejukkan oleh angin, riangnya kupu-kupu berkejar kejaran sesamanya,
dan, aku juga ditemani dengan pikiran hati ku, mengingatkan ku akan tentang mu.
Mengapa pikiran ini datang dengan tiba-tiba? Padahal aku telah ria telah ditemani oleh angin dan kupu-kupu. Disaat aku masih sendirian pun, kau pun melalui perantara pikiran masih mengangguku. Apakah kau tidak bisa menunggu sejenak sampai aku benar-benar puas menikmati keindahan ciptaan Nya ini?
Aku pun telah melakukan cara-cara apapun, seperti mengubah posisi dudukku, meneletangkan badan hingga titik fokus mataku kini berada di langit nan biru indah, memejamkan mata sejenak sehingga beberapa detik mata ini tak bisa melihat apapun. Tapi cara terakhir yang aku lakukan salah, karena itu bisa membuat seseorang mengingat hal apapun yang terbesit dalam otaknya
Baiklah kalau kamu ingin juga masuk kedalam pikiranku.
Apa maksud mu untuk datang ke pikiran ku? Coba jelaskan. Bukankah kamu telah mempunyai dunia mu sendiri dengan teman-teman wanitamu? Sehingga aku terabaikan
Teringat oleh ku di saat itu kamu sedang duduk sendirian, dari jarak jauh pun aku telah tau bahwa itu kamu, lalu aku ingin menghampirimu. Setelah aku menghampiri mu, aku melihat paras wajahmu tak mengenakkan, seperti ada yang tak beres, seperti ada masalah. Itulah yang aku pikirkan melihat wajahmu yang sebelumnya manis, dan akhirnya manisnya berkurang, walaupun hanya sedikit.
Aku pun ingin menanyakan mu tentang itu,
Kamu kenapa?
Ada masalah apa?
Ceritain ke aku, bolehkah?
Dengan nada yang lembut, aku layangkan pertanyaan seperti itu. Beberapa detik, kamu pun diam, tak menjawab sepatah kata pun. Beberapa detik lebih, aku pun masih menunggu. Dan beberapa menit, aku pun bertanya tanya, kamu ini sebenarnya lagi ada masalah apa?
Belum sempat aku menanyakan pertanyaaan itu lagi, kau pun meninggalkan ku. Sendirian.
Sebenarnya ini kenapa? Kamu kenapa? Sebelum kejadian itu antara kamu dan aku saling sapa, bahkan sempat menertawakan sesuatu yang kita anggap lucu. Tapi kenapa ujungnya kamu begini?
Salah aku apa?
Apakah aku terlalu perhatian kepadamu? Kenapa perhatian lebih yang aku berikan malah membuat mu begini?
Apakah kamu tak ingin aku terlalu masuk ke dalam masalahmu? Bukan kah itu yang engkau kehendaki untuk perhatian kepadamu?
Jujur sampai saat ini aku tak mengerti. Ataupun jikalau aku punya kesalahan, apakah sulit bagimu untuk mengatakan? Apakah berkata jujur sesulit menyuruh ikan terbang di angkasa? Menurutku kamu begitu.
Aku hanya bisa memejamkan dua bola mata ini, sambil bertanya tanya kepada diri sendiri. Entahlah
Mungkin yang bisa ku lakukan saat ini ialah, diam tanpa berkata, diam tanpa kata.
Hari pun mulai beranjak pergi, matahari juga menampakkan kelelahan dirinya dengan bersembunyi, lalu esoknya hadir kembali menyapa pagi hari kita.
Waktunya, Pulang.
mengapa pikiran itu datang tiba2?
BalasHapuskupikir kau marindukan dia
bisa saja hal itu terjadi
disaat tak ingin namun dasarnya ingin tibalah pikiran itu datang
seolah menjelma
seraya mengganggu
bisa saja hatimu senang
Pikiran yang mengganggu~
HapusKu benci sendiri, kubenci sendiri harus terus begini. Ku benci sendiri, kubenci sendiri. Taku gagal terus begini~
BalasHapusBukan diri sendiri sih, tapi kepada orang "tersebut" :3
Hapuscakep
BalasHapusMakasih hehe
HapusDiksinya bagus, set up dan punch line-nya oke. Gerr-nya berantakan #lah
BalasHapusApalah daya ku haha :p
Hapusdiam tanpa kata mungkin adalah jawaban terbaik dari "ketidak mengertian" itu bro.
BalasHapusmemejamkan bola mata? hmm.. memejamkan kelopak mata kali broh..
yasudahlah, saatnya pulang.
Oh iya, haha aduh. Makasih bang jev udah ngoreksi ^^
HapusMungkin dia sedang lagi butuh benar-benar akan me-time nya, Bang.
BalasHapusButuh waktu untuk sejenak merenung dan menenangkan diri dari sepintas problema yang ia hadapi.
Atau, lagi pms hehehe :D
kalo udah begitu mau diapain lagi, biarkan dia diam sejenak, diam tanpa kata :3
HapusSebenarnya ini kenapa? Kamu kenapa?
BalasHapuspenggalan beberapa kata di blog ini cukup jadi pertanyaan gue buat lo bro :)
Hoho masih belajar belajar bang, ya wajar aja masih berantakan hihi
HapusEhm. Tumben bener lo nulis beginian fif? KEsambet sajak apaan? Hahahaha.
BalasHapusDIksinya oke pulak tu. Ya, tapi ada beberapa kata yg diulang terlalu dekat. Seperti kata "Padahal aku telah ria telah ditemani" keknya kata telah untuk yg kedua dihapus aja. Saran aja, sih. :)
SIsanya, nice.
Kesambet apaan ya gue kemaren itu..gue lupa pangeran hakhakhak
HapusHoho makasih pangeran. Masih nubie nih, tolong kasih saran lagi di next post hehe..
ceritanya lagi galau nih bang :D
BalasHapus