Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

College and Yogyakarta

Lama tak bersua teman-teman blogger semua, teman-teman yang sering mampir ke blog ini teman-teman Blogger Energy teman-teman seperjuangan SMA teman-teman yang sering nitipin iklannya di komen Apakabar kalian semua? Semoga baik-baik saja ya Alhamdulillah status ku sekarang telah berubah menjadi salah satu mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di Yogyakarta setelah segala lika-liku siswa sma tingkat akhir. Akhirnya aku merantau sebagai mahasiswa, ya, begitulah akhirnya Jogja menjadi rumah kedua ku saat ini.  Maaf tidak bisa menjelaskan lebih detail tentang ospek yang bisa dikatakan sudah lewat sebulan yang lalu. Dari rangkaian ospek universitas, fakultas, dan kini aku telah duduk di bangku perkuliahan. Hari kamis ini lagi tidak ada kelas, sedang menulis tulisan ini yang diriku saja belum mandi. Astaga. Aku diterima di Universitas Islam Indonesia, Fakultas Psikologi dan Sosial Budaya, jurusan Ilmu Komunikasi. Aku membelot, yang dulunya ingin masuk Sastra Inggris namun k

Jarum Suntik

Sebelumnya hari sabtu, gue enggak ingat lagi, kira-kira dua atau tiga hari sebelum hari sabtu, gue dan teman sekelas ditugaskan guru bahasa indonesia untuk mencari sebuah cerpen dan dan dijadikan tugas resensi. Bebas mau nyari di koran, majalah, di jemuran kain maupun dibawah tempat tidur. Gue inget kalo dirumah, dulunya, almarhum ayah langganan koran setiap harinya. Jadi bisa dipastikan koran dalam satu minggu itu bisa numpuk. Ada satu spot di ujung ruang tamu tempat peletakan koran-koran yang telah disusun rapi. Namun setelah pindahan rumah, mungkin sudah digunakan untuk berbagai keperluan dan bisa jadi letak nya udah kemana. Jadi gue gak bisa nyari tugas kali ini. Ya gue berleha-leha dulu, berpikiran kalo temen gue juga banyak yang enggak bawa koran keesokan harinya. Hari itu hari Sabtu, beberapa menit setelah jam penjas selesai, dan baju olahraga gue sedikit mengeluarkan bau yang enggak mengenakkan, basah karna keringat. Kebetulan kelas gue dapet jatah jam olahraga di sekitara

Demam Mobile Legends di Kelas

An enemy has been slain... Kira-kira kalimat itulah yang sering gue dengerin dikelas. Banyak dari temen di sekolah, dan lebih terkhususnya teman sekelas gue, terkena sindrom candu Mobile Legend, alias yang biasa diapanggil ML. Udah kayak orang aja. Dan perhatian, bukan juga making love ya. Dimana-mana, mau yang tua maupun yang muda, banyak yang terserang candu main Mobile Legend ini. Kalo gue soal game ini, bisa dikatakan telat buat tahu serunya game ini. Secara gue gak terlalu suka game bergenre mmorpg ini. Ya contohin aja sama game Dota2, orang udah koar-koar tentang game itu, tapi ya gue slow-slow aja. Enggak terlalu minat. Jujur, gue lebih berminat ke game open world gitu, dan suka game genre simulation juga kayak GTA, terus The Sims gitu. Gue udah pernah nyoba main sih Dota2, tapi enggak sampe 2 jam gue bosan dan merasa gak asik gitu, mungkin apa gue enggak ngerti mainnya, hmm ya bisa aja. Berkat game mobile legend ini, orang-orang jadi suka memiringkan hapenya. Hal ini j

Sebuah Catatan Akhir SMA

Mungkin ini adalah tulisan terpanjang yang pernah gue buat, jadi nikmati ya. Akhir-akhir ini waktu yang disediakan 24 jam lamanya dalam sehari tampaknya terasa sedikit bagi siswa kelas 12, tingkat akhir. Akibatnya, dengan jatah waktu yang 24 jam yang menurut gue singkat susah buat membagi waktu antara belajar dan hal diluar belajar. Mulai dari tugas-tugas, try out bertingkat, percobaan UNBK, dan ujian ujian berikutnya. Belum lagi ditambah dengan belajar tambahan di sore hari. Waktu terasa singkat dari pagi hingga malam pun datang lagi, itu terasa sangat singkat. Sebuah suasana yang akan dirasakan oleh setiap anak kelas 12 akhir. Tahunnya akademis, ya tahun 2018 ini memang tahunnya akademis. Ujian, ujian, tes, dan tes. Semua siswa terus berlatih dan berusaha untuk melakukan hal terbaik dimilikinya, untuk menempuh masing-masing ujian akhir. Tak terkecuali gue. Maka untuk itu, gue berpikiran untuk mengumpulkan cerita, pengalaman, dan hal-hal yang terjadi di masa putih abu-abu d

5 Lagu Fiersa Besari Yang Harus Kamu Dengerin

Berawal dari instagram gue yang banyak nge follow akun-akun toko buku, quotes, komunitas buku, dan akun sejenis, sering gue melihat dan mendapati penulis penulis beken macam Pramoedya Ananta Toer, Ahmad Fuadi, Dee Lestari, Tere Liye, Eka Kurniawan, dan masih banyak lagi. Ternyata baca kutipan kutipan itu membuat kita mengetahui penulis yang tidak kenal sebelumnya. Ya nambah nambah pengetahuan tentang penulis indonesia lah, biar entar ditanyain sama orang gue bisa menjawabnya. Biar dikira bookworm garis keras gitu. Padahal mah belum seberapa. Terus terus, gue bertemu dengan salah satu kutipan yang gue baca di instagram itu, perihal kutipannya yang mana gue lupa. Dia adalah orang yang menulis buku Konspirasi Alam Semesta. Awalnya sih enggak baca, namun sekilas liat terus skip. Lama kelamaan di tab explore instagram gue banyak memuat kutipan dari penulis yang satu ini, ternyata dia juga menulis buku Garis Waktu. Tiba pada waktu itu, gue ketemu lagi dan membaca kutipannya, dan gue mikir

Pembatas

Kadang membeli sebuah buku/novel, pas udah buka plastik eh udah dibolak balik halamannya satu satu sampe akhir, gue kesel. Gue ga menemukan sebuah benda terpenting bagi para pecinta buku, Ya pembatas buku. I'm not a person who like folded page in a book. Kalo gue lipat lipat aja gitu halaman tuh buku untuk menandai terakhir gue baca halaman berapa, ya sayang ujung kertasnya rusak, nanti kalo keseringan gini buku gue jadi rusak, ya pasti gue yakin beberapa dari kalian gak suka atau malah benci banget buat ngelakuin aktifitas hina ini. Pengalaman ngelipat halaman buku buat jadi pembatas tentu aja gue pernah, itu tuh buku cetak sekolah, yang kalo nandain pr/tugas tinggal lipet aja, atau malah dicoret coret. Ya gue mikir kan buku yang punya perpustakaan sekolah, gapapa. Namun gue mau berhenti buat begituan, toh nantinya gue mau buat perpustakaan pribadi, nanti juga ada yang minjem buku, ngelakuin hal yang sama dengan apa yang gue lakuin dulu, jadinya karma. Tentang pembatas

[Review Buku] Rumah Kertas

Seorang profesor sastra di Universitas Cambridge, Inggris, tewas ditabrak mobil saat sedang membaca buku. Rekannya, mendapati sebuah buku aneh dikirim ke alamatnya tanpa sempat ia terima: sebuah terjemahan berbahasa Spanyol dari karya Joseph Conroad yang dipenuhi serpihan-serpihan semen kering dan dikirim dengan cap pos Uruguay. Penyelidikan tentang asal usul buku aneh itu membawanya (dan membawa pembaca) memasuki semesta para pecinta buku, dengan berbagai ragam keunikan dan kegilaannya. *** Baca juga:   Review Buku From Zero to Zero twitter.com - Marjin Kiri                                                           Judul Buku : Rumah Kertas Penulis : Carlos Maria Dominguez Penerbit : Marjin Kiri Tahun Terbit : 2016 Jumlah Halaman : 76 halaman No.ISBN : 978-979-1260-62-6 Genre : Novel Kesan Pertama Buku yang bener-bener tipis yang pernah gue baca, maksudnya novel tertipis yang pernah gue baca. Only 76 halaman. Sampulnya bergambar seorang lelaki t